Drumheller, Canada

Satu-satunya roadtrip yang kami lakukan selama tinggal beberapa bulan di Canada adalah perjalanan ke Drumheller. Sekitar 8 jam dari Saskatoon.

Pemandangan sepanjang jalan tidak jauh berbeda dengan di Australia. Penuh lahan pertanian dan petenakan, nyaris datar di sepanjang perjalanan, dengan jalur-jalur lurus panjang. Dan tentu saja minim manusia dan pemukiman 😄

Bedanya, musim dingin di Australia berarti pemandangan akan dipenuhi hijau tumbuhan, sedangkan di Canada bersalju atau kalau salju sudah usai, maka yang sisa hanya lumpur atau tanah kosong kecoklatan.

Walau demikian, kami cukup beruntung sempat melihat salt lake yang beku atau sisi sungai yang masih penuh salju di perjalanan menuju Drumheller.

Sisa salju di tepi sungai
Salt lake yang membeku

Tujuan kami ke Drumheller tentu saja mengunjungi Royal Tyrrell Museum, lalu melihat The Badlands.

Kenapa disebut The Badlands?
Karena area tersebut tandus berbatu, kering dan suhu yang ekstrim membuatnya menjadi area yang sulit.

Alberta Badlands

Entah kenapa, saya selalu tertarik pada susunan/lapisan tanah dan bebatuan. Entah karena Bapak saya juga sangat suka pada detail-detail tanah dan batuan semacam ini, jadi saya entah gmana jadi ikutan tertarik juga, entahlah apa alasannya. Buat saya susunan lapisan itu begitu cantik, berbeda-beda, warna warni, ga pernah bikin saya bosan.

Apalagi para peneliti mengatakan lapisan-lapisan itu terbentuk dalam waktu lama dan setiap lapisnya membawa pesan tentang kehidupan di masanya. Sungguh Allah Maha Luar Biasa ❤️

Bahwa kemudian di antara lapisan bumi tersimpan sisa-sisa tulang dinosaurus, semacam kunci untuk kemudian mencipta wujud dinosaurus bagi para pendamba nostalgia dunia.

The Hoodoos

Pertama kali melihat The Hoodoos, terus terang saya dan M agak sedikit kecewa. Karena kami pikir bebatuan di foto-foto yang kami lihat berukuran besar, tapi ternyata ukurannya kecil.

Walaupun demikian, The Hoodoos tetap menarik. Bentuknya, detail pada lapisan bebatuan dan pemandangan di sekitar, sungguh cantik.

The Hoodoos terbentuk dari erosi bebatuan yang terbentuk selama jutaan tahun. Tinggi The Hoodoos sekitar 5-7m, berdiri diatas batuan sedimen. Mereka tentu saja sangat ringkih, jadi dilarang untuk mendekat, apalagi menyentuhnya.

As M would say to our boys; “look with your eyes, not your hands”. 😋

Kami menghabiskan waktu cukup lama disini, ga puas-puas rasanya melihat setiap lekukan batu dan pemandangan yang tercipta.

The Horseshoe Canyon

Waktu saya bilang ke teman kalau kami akan ke Drumheller, dia langsung histeris bilang kalau dia pengen banget bersepeda disana.
Saya bingung. Sepedaan?

Dan ternyata lumayan banyak ya video sepedaan di Youtube yang mengambil lokasi di Horseshoe Canyon, Drumheller ini. Duh dengkul saya langsung lemas liat videonya. Jalan mendaki keliling aja ga yakin sanggup, apalagi meluncur dari tebing-tebingnya yang curam dan terjal 😄 definitely not for me.

Mungkin bentuk tapal sepatu kuda ga terlalu terlihat dari hasil foto kami, karena memang luasnya sulit untuk ditangkap kamera hp. Walaupun bawa kamera, dengan dua bocah dan tebing di sekeliling, akhirnya ya lebih sering mengambil foto hanya dengan hp.

Sungguh, rasanya kalau pergi ke tempat yang bagus, sebaik apapun saya mencoba mengambil gambar, rasanya sulit untuk bisa menangkap keindahan aslinya.

Kebayang ga sih, suatu hari di masanya, berbagai jenis dinosaurus sibuk nongkrong-nongkrong disini 😄 seperti bisa diduga, cengiran saya pun semakin lebar membayangkan kalau saya saat ini ada di wilayah kekuasaan dinosaurus.

Bukan ga mungkin juga kalau di bawah pijakan kaki saya saat itu, terbaring fosil-fosil dinosaurus yang menanti untuk digali, atau bahkan tersenyum menang karena manusia gagal menemukannya. Plaing hide and seek with the dinosaurs 😋

Selain itu area pertambangan pun merupakan salah satu tujuan wisata menarik di Drumheller, sayangnya waktu kami ke sana, sedang tidak beroperasi.

Atlas Coal Mine, operated 1936 – 1979.
Jembatan menuju salah satu lokasi tambang.

– 2017 –

1 Comments

Tinggalkan komentar