Berkemah di 42 Mile Campground – III

Warning: ada foto laba-laba di akhir postingan ini ya…

Pagi hari Paskah, anak-anak sudah rusuh mau egg hunting. Padahal pagi itu dingin minta ampun, dan kabut pun tinggal sampai sekitar jam 10 pagi.

Tadi malam tidak terdengar satu pun kangguru mendekati area kami. Bahkan di pagi hari, tidak terdengar suara kangguru seperti pagi-pagi sebelumnya. Dan sepertinya kecurigaan kami benar, bahwa hal ini disebabkan oleh tetangga depan yang berkemah disini dan membawa 2 ekor anjing.

Pada umumnya, binatang peliharaan tidak diperbolehkan memasuki area taman nasional. Alasan persisnya saya ga tau, tapi kejadian tadi malam mungkin bisa dipertimbangkan sebagai salah satu sebab.

Dan sepertinya mereka tau kalau mereka memang sengaja melanggar aturan. Karena mereka datang saat hari mulai gelap, dan pergi terburu-buru saat masih sangat pagi. Sebelum para Rangers mulai berkeliling.

Sebetulnya kapasitas perkemahan ini lumayan banyak, tapi karena pandemi, jadi dibatasi hanya untuk 30 kendaraan saja. Dan di sekeliling semak tempat tenda kami berada, lumayan penuh di setiap sisinya.

Ranger yang berada di lokasi saat kami di sana, adalah pasangan suami istri yang sudah pensiun. Mereka mendedikasikan diri untuk menjadi relawan menjaga taman nasional. Jadi setelah selesai di TN Coorong, mereka akan pergi berlibur selama sebulan, dan kemudian lanjut penempatan di area lain. Sounds like an awesome idea to live your retirement life, isn’t it?

Eh tapi tentu saja M sudah langsung rolling eyes waktu saya nengok ke dia sambil cengengesan dengar cerita mereka 😄

Ruang aula 😋

Setiap pagi dan sore, Rangers ini berkeliling dan memastikan kondisi aman dan sesuai aturan. Mereka juga sangat ramah dan berbagi banyak tips dan cerita tentang TN Coorong. Dan setelah ngobrol dengan mereka tadi pagi, bapak-bapak pun merasa mantab untuk mencoba rute sepanjang pantai 42 Mile Campground.

Hari ini sepertinya ombak masih tinggi dan lebih dekat ke track

Perjalanan hari ini sungguh sangat mengobrak abrik isi perut. Kami terpental ke sana ke mari, walaupun tetap seru apalagi ditambah komentar sahut menyahut melalui radio yang menghubungkan ketiga kendaraan 😋

Sampai akhirnya…

Mobil teman kami pun terjebak di pasir 🙈

Untungnya kami terjebak persis di depan kemah orang yang datang untuk memancing. Jadi mereka membantu teman kami untuk keluar dari jebakan pasir. Kondisi pasir di sekitar situ rupanya terlalu basah untuk bisa dilalui kendaraan, dan dekat sekali dengan garis pantai.

Woohoo!

Akhirnya dengan bantuan tambahan recovery tracks dari penghuni kemah, mobil teman kami pun berhasil keluar. 2 hal standar yang diperlukan saat berkendara 4wd, skop dan recovery track.

Di Australia banyak disediakan kursus towing caravan/camper trailer, dan juga berkendara di jalur 4wd. Teman-teman kami tsb sudah beberapa kali ikut kursus sejenis dan mereka bilang selalu ada pelajaran baru yang di dapat. Karena banyak dapat cerita dan teknik baru dari pengajar maupun sesama peserta.

Setelah ‘rapat’ singkat diantara para bapak-bapak, diputuskan kami akan putar balik dan bersantai di Meningie 😄

Saat malam sebelum tidur, kami pergi ke toilet dan seperti biasa kalau malam hari, saya pilih masuk di satu ruangan sekaligus. Dan untung saja, karena M dengan cekatan melihat sesuatu bergerak dekat kaki Eden, dan langsung mengangkat Eden bangun dari dudukan toilet.

Iya, huntsman spider 🙈

Sebelum pulang, kami sudah sepakat akan berkemah lagi di libur panjang akhir pekan selanjutnya. Tunggu ceritanya ya…

3 Comments

Tinggalkan komentar